Rekonsiliasi obat merupakan proses di mana dokter atau perawat bekerja sama dengan pasien dan keluarga mereka untuk melakukan penyesuaian resep dengan obat yang diberikan kepada pasien, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat.
Proses ini tentu penting dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat. Kesalahan dalam pemberian obat dapat menyebabkan kerugian besar, baik dari sisi kesehatan pasien maupun biaya pengobatan. Data dari World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa kesalahan pengobatan dapat menimbulkan biaya hingga 42 juta dolar atau sekitar 642 miliar setiap tahunnya. Jumlah ini sangat signifikan, mengingat potensi bahaya yang dapat ditimbulkan bagi pasien. Oleh karena itu, petugas kesehatan harus memastikan pemberian obat sesuai dengan prinsip 5 benar, yaitu identitas pasien, nama obat, cara pemberian, dosis, dan waktu pemberian obat.
Tahapan Rekonsiliasi Obat pada Pasien
Dalam rekonsiliasi obat, setidaknya terdapat 4 tahapan pada proses ini. Berikut merupakan tahapan-tahapan rekonsiliasi obat pada pasien:
-
Pengumpulan data
Tahapan pertama yang dilakukan dalam proses rekonsiliasi obat pada pasien adalah mencatat data dan memverifikasi jenis obat yang sedang dan akan digunakan oleh pasien. Pendataan ini meliputi nama obat,dosis, dan cara penggunaan obat, termasuk kapan obat mulai digunakan, diganti, dilanjutkan, diberhentikan, hingga riwayat alergi, serta efek samping yang mungkin pernah dialami pasien.
Seluruh data yang digunakan adalah data yang diambil setidaknya 3 bulan terakhir. Selain penggunaan obat medis, proses ini juga akan mencatat penggunaan obat bebas dan obat herbal yang digunakan pasien.
-
Membandingkan data obat
Pada tahap kedua, petugas kesehatan akan membandingkan obat yang pernah, sedang, atau akan digunakan dengan resep baru. Jika ada perbedaan atau ketidakcocokan, seperti obat yang hilang, berbeda, ditambahkan, atau diganti tanpa penjelasan di rekam medis pasien, petugas kesehatan harus memperhatikannya.
-
Melakukan konfirmasi pada dokter
Jika ada ketidakcocokan antara rekam medis dan resep baru, petugas kesehatan harus segera mengkonfirmasi dengan dokter dalam waktu kurang dari 24 jam. Petugas farmasi juga perlu memastikan apakah perbedaan pemberian obat tersebut sengaja atau tidak sengaja dilakukan oleh dokter.
Selanjutnya, petugas kesehatan harus mencatat alasan penghentian, penundaan, atau penggantian obat yang dilakukan dokter di rekam medis pasien. Terakhir, petugas kesehatan akan menandatangani, mencatat tanggal, dan waktu rekonsiliasi obat untuk memastikan informasi tersebut sah.
-
Mengkomunikasikan cara penggunaan obat
Setelah semua langkah perbandingan dan konfirmasi obat selesai, apoteker bisa memberi penjelasan kepada pasien, keluarga pasien, atau perawat tentang perubahan terapi obat yang terjadi. Dalam memberi penjelasan ini, apoteker bertanggung jawab penuh atas informasi obat yang diberikan.
Manfaat Rekonsiliasi Obat pada Pasien
Rekonsiliasi obat pada pasien memiliki sejumlah manfaat yang sangat penting dalam proses perawatan kesehatan. Salah satunya adalah mencegah kesalahan pengobatan. Dengan memeriksa dan mencocokkan semua obat yang digunakan oleh pasien, rekonsiliasi obat membantu mengurangi kemungkinan kesalahan dalam pemberian obat, yang dapat berisiko fatal.
Selain itu, rekonsiliasi obat juga berperan besar dalam mengurangi risiko efek samping. Dengan memastikan bahwa obat yang diberikan sesuai dengan kondisi medis pasien, rekonsiliasi obat membantu menghindari efek samping yang mungkin timbul akibat penggunaan obat yang tidak tepat.
Manfaat lainnya adalah meningkatkan kepatuhan pengobatan. Proses ini memastikan bahwa pasien menggunakan obat dengan cara yang benar sesuai dengan anjuran dokter, sehingga pengobatan yang diberikan bisa lebih efektif.
Rekonsiliasi obat juga memperbaiki komunikasi antara petugas medis, pasien, dan keluarga pasien. Semua pihak menjadi lebih jelas mengenai obat yang digunakan dan alasan di balik perubahan terapi obat, yang tentunya meningkatkan pemahaman dan kerjasama dalam pengobatan.
Secara keseluruhan, rekonsiliasi obat membantu meningkatkan keamanan pasien. Proses ini memastikan bahwa obat yang diberikan aman dan sesuai dengan kondisi medis pasien, sehingga keselamatan pasien dapat terjaga dengan baik.